Thursday 31 January 2013


Al-Junaid roh.a. telah berkata : Aku telah mendengar As-Sariyy roh.a. (ya'niiSariyy As-Saqtiyy roh.a.) berkata (mafhuumnya) : "Sesiapa yang mahu SELAMATDIIN / AGAMANYA dan LEGA-SENANG-ISTIRIHAT HATI SANUBARINYA danLEGA-SENANG-ISTIRIHAT BADANNYA dan SEDIKIT KESUSAHAN-KESEDIHAN , maka hendaklahdia ber'uzlah daripada manusia ramai (mengasingkan diri drp manusia ramai)lantaran zaman ini adalah ZAMAN `UZLAH dan ZAMAN WAHDAH (ZAMAN KEADAANBERSENDIRIAN)".
Begitulah terjemahan kasar drp Sifah As-Sofwah, susunan Al-Imaam Al- `AalimJamaaluddiin Abil Faroj Ibnu Al-Jauziyy roh.a., mujallad 2, halaman 375.

Semua kita mahu akan ke-empat2 perkara diatas iaitu selamatnya diin,istirihatnya hati, istirihatnya badan dan sikitnya kesusahan-kesedihan (atasperkara2 duniawi). Dan jalan untuk mendapatkannya telah pun diberitahu olehorang2 yang penuh berpengalaman dalam bidang keruhanian (experts dalam jurusankeruhanian, antaranya termasuklah Sariyy roh.a. di atas). Iaitu hendaklah kitaBER'UZLAH MENGASINGKAN DIRI DARIPADA MANUSIA RAMAI
Kalau kita sendiri yg mengabaikan akan nasihat2 dan anjuran2 para pakartersebut, maka kita sendirilah yg menerima padahnya... jangan nak menyalahkanorang lain pulak.
Perumpamaannya begini : Jika jasad kita sakit, kita akan pergi berjumpadoktor. Doktor adalah pakar dalam bidang penyakit kita (expert dalam bidangpenyakit jasad). Macam2 nasihat dan anjuran akan kita perolehi daripada doktorpakar itu.. misalnya doktor itu menasihatkan kita supaya mengasingkan diridaripada tinggal dirumah (yaknii dia mahukan kita masuk atau tinggal di wad buatbeberapa lama.). Tapi kita terus mendegilkan diri tak mahu masuk wad (tak mahumengasingkan diri drp rumah sendiri). Kalau itulah sikap kita...maka kitasendirilah yg akan menerima padahnya kerana menyalahi anjuran pakar penyakitjasad itu. Jadi tidak hairanlah kalau penyakit jasad kita itu terus semakinparah dan parah...!!!
Sehubungan dengan itu, maka kita (termasuklah saya sendiri ni) sebenarnyadegil untuk ber'uzlah drp manusia (degil untuk mengurangkan pergaulan dgnmanusia).. degil dgn anjuran dan nasihat pakar2 keruhanian !
JADI, TAK HAIRANLAH MENGAPA DIIN KITA (TARAF AMALAN AGAMA YG ADA PADA DIRIKITA INI MISALNYA) TERUS ROSAK DAN BERTAMBAH PARAH..!!
TAK HAIRANLAH KALAU HATI KITA SENTIASA TIDAK-LEGA DAN TIDAK ISTIRIHAT , MALAHBERTAMBAH KUSUT DAN SERABUT...!!
TAK HAIRANLAH KALAU BADAN KITA TIDAK-ISTIRIHAT (TIDAK LEGA), MALAH TERUSKELETIHAN DAN MONYOK.!!
TAK HAIRANLAH KALAU KESUSAHAN (KESEDIHAN KERANA MEMIKIRKAN PERKARA2 DUNIAWI)TIDAK BERKURANG., MALAH TERUS BERTAMBAH..!!
Rupa2nya kerana kita terus mengabaikan nasihat2 para pakar !!
Wallohu A'lam. Semoga kita sama2 mengambil i'tibaar. Wassalaamu'alaikum wrb.,
Masuka :
[1] MAHIR : yg mahir, yg pandai; skilled, experienced,expert, kj: MAHARAH.
[2] MAHAAROH : kemahiran, skill, skillfulness, expertness.
[3] MAHROJAAN, MIHROJAAN : festival, IHTIFAAL `AZIIM.
[4] MAHROJAAN BARIITOONIYAA : festival of Britain.

PACARAN VS TA'ARUF


PACARAN VS TA'ARUF
versi indonesia:)
syukran sahabat dari nusantara:)
islam untuk semua^_^

Sahabatku, sebetulnya apa sih pacaran itu?. Biasanya nih, kalau ada cowok dan cewek saling suka, salah satunya nyatain dan yang lainnya terima. Itu berarti sudah pacaran. Buat sebagian orang pacaran itu isinya jalan berdua, makan, nonton, curhat-curhatan. Pokoknya just for fun lah!. Sebagai umat Islam kita perlu lho mengkritisi, apakah “praktek pacaran” ini sesuai atau tidak dengan aturan-aturan dalam Islam?.

Pertama, kalau lagi pacaran maunya berdua terus. Beberapa hari tidak ditelpon udah resah, seharian tidak di sms udah kangen. Begitu ketemu pengen memandang wajahnya terus. Apalagi kalau pakai acara mojok berdua, di tempat sepi mesra-mesraan. Waduh, hati-hati deh. Rasulullah bersabda, “ Tiada bersepi-sepian seorang lelaki dan perempuan, melainkan syetan merupakan orang ketiga diantara mereka”. Nah lo....

Kedua, kalau lagi pacaran rasanya seperti dimabuk cinta. Lupa yang lainnya. Dunia serasa milik berdua yang lainnya ngontrak. Hati-hati juga nih, nanti kita bisa lupa sama tujuan Allah menciptakan kita (manusia). Firman-Nya, “ Dan tidak Kuciptakan jin dan manusia, kecuali untuk beribadah kepadaKu.” (QS 51:56)

Ketiga, di jaman serba permisif ini, seks udah jadi bumbu penyedap dalam pacaran (Majalah Hai edisi 4-10 Maret 2002). Majalah Kosmopolitan juga mengadakan riset di lima universitas terbesar di Jakarta, dan ternyata dari yang mengaku pernah melakukan aktivitas seksual, sebanyak 67,1% pertama kali melakukan dengan pacarnya. Astaghfirullah.. : ( Memang banyak orang pacaran awalnya tidak menjurus ke sana, tapi gara-gara sering berdua, ada kesempatan, dan diem-diem syetan udah ngerubung, yah terjadilah. Mulanya pegang tangan, terus rangkul pundak, terus…..terus…..wah bisa kebablasan deh. Sahabatku, agama kita sangat melarang perbuatan semacam itu. Firman-Nya, “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu pekerjaan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS 17:32). Ternyata Al Quran udah melakukan tindakan preventif dengan melarang mendekatinya, bukan melarang melakukannya. Rasulullah juga bersabda, “Seandainya kamu ditusuk dengan jarum besi, maka itu lebih baik bagimu daripada menyentuh perempuan yang tidak halal bagimu”. So, pegang-pegangan tangan dengan non muhrim juga tidak diperbolehkan.

Keempat, ternyata pacaran bukan jaminan akan berlanjut ke jenjang perkawinan. Banyak orang di sekitar kita yang sudah bertahun-tahun pacaran ternyata kandas di tengah jalan. Pacaran pun tidak menjadikan kita tahu segalanya tentang si dia. Banyak yang sikapnya berubah setelah menikah. Kalaulah kini kita tahu praktek pacaran tidak menjadi suatu jaminan bahkan banyak melanggar aturan Allah dan tidak mendapat ridho-Nya. Masihkah kita yang mengaku hamba-Nya, yang menginginkan surga-Nya, yang takut akan neraka-Nya, masih melakukannya?”

Hmm..., tapi kalau bukan dengan pacaran, gimana caranya kita ketemu jodoh? Jaman sekarang kan kita tidak bisa gampang percaya sama orang, jadi perlu ada penjajagan. Sahabatku, Islam punya solusi yang mantap dan OK dalam memilih jodoh. Istilahnya ngetop dengan nama TA’ARUF, yang artinya perkenalan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam masalah taaruf.

Pertama, ta’aruf itu sebenarnya hanya untuk penjajagan sebelum menikah. Jadi kalau salah satu atau keduanya nggak merasa sreg bisa menyudahi ta’arufnya. Ini lebih baik daripada orang yang pacaran lalu putus. Biasanya orang yang pacaran hatinya sudah bertaut, sehingga kalau tidak cocok sulit putus dan terasa menyakitkan. Tapi ta’aruf, yang Insya Allah niatnya untuk menikah Lillahi Ta’ala, kalau tidak cocok bertawakal saja, mungkin memang bukan jodoh. Tidak ada pihak yang dirugikan maupun merugikan.

Kedua, ta’aruf itu lebih fair. Masa penjajakan diisi dengan saling tukar informasi mengenai diri masing-masing baik kebaikan maupun keburukannya. Bahkan kalau kita tidurnya sering ngorok, misalnya, sebaiknya diberitahukan kepada calon kita agar tidak menimbukan kekecewaan di kemudian hari. Begitu pula dengan kekurangan-kekurangan lainnya, seperti mengidap penyakit tertentu, tidak bisa masak, atau yang lainnya. Informasi bukan cuma dari si calon langsung, tapi juga dari orang-orang yang mengenalnya (sahabat, guru ngaji, orang tua si calon). Jadi si calon tidak bisa ngaku-ngaku dirinya baik. Ini berbeda dengan orang pacaran yang biasanya semu dan penuh kepura-puraan. Yang perempuan akan dandan habis-habisan dan malu-malu (sampai makan pun jadi sedikit gara-gara takut dibilang rakus). Yang laki-laki biarpun lagi bokek tetap berlagak kaya traktir ini itu (padahal dapet duit dari minjem temen atau hasil ngerengek ke ortu tuh).

Ketiga, dengan ta’aruf kita bisa berusaha mengenal calon dan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Hal ini bisa terjadi karena kedua belah pihak telah siap menikah dan siap membuka diri baik kelebihan maupun kekurangan. Ini kan penghematan waktu yang besar. Coba bandingkan dengan orang pacaran yang sudah lama pacarannya sering tetap merasa belum bisa mengenal pasangannya. Bukankah sia-sia belaka?

Keempat, melalui ta’aruf kita boleh mengajukan kriteria calon yang kita inginkan. Kalau ada hal-hal yang cocok. Alhamdulillah, tapi kalau ada yang kurang sreg bisa dipertimbangan dengan memakai hati dan pikiran yang sehat. Keputusan akhir pun tetap berdasarkan dialog dengan Allah melalui sholat istikharah. Berbeda dengan orang yang mabuk cinta dan pacaran. Kadang hal buruk pada pacarnya, misalnya pacarnya suka memukul, suka mabuk, tapi tetap bisa menerima padahal hati kecilnya tidak menyukainya. Tapi karena cinta (atau sebenarnya nafsu) terpaksa menerimanya.

Kelima, kalau memang ada kecocokan, biasanya jangka waktu ta’aruf ke khitbah (lamaran) dan ke akad nikah tidak terlalu lama.Ini bisa menghindarkan kita dari berbagai macam zina termasuk zina hati. Selain itu tidak ada perasaan “digantung” pada pihak perempuan. Karena semuanya sudah jelas tujuannya adalah untuk memenuhi sunah Rasulullah yaitu menikah.

Keenam, dalam ta’aruf tetap dijaga adab berhubungan antara laki-laki dan perempuan. Biasanya ada pihak ketiga yang memperkenalkan. Jadi kemungkinan berkhalwat (berdua-duaan) kecil yang artinya kita terhindar dari zina. Sahabatku, perlu digaris bawahi, ta'aruf hanyalah sebuah proses saling mengenal, belum ada ikatan untuk kelak pasti akan menikah, kecuali kalau sudah masuk proses yang namanya khitbah.

Ta'aruf bukanlah sebuah kepastian, hanyalah salah satu ikhtiar manusia, sedangkan jodoh ada di tangan Allah. Sehebat-hebatnya sebuah rencana, tetap rencana Allah-lah yang lebih hebat. Oleh karenanya, ketika kita ta'aruf semestinya kita tidak perlu memendam kecenderungan kepada pasangan, yang nantinya akan membuat kita sakit hati jika ternyata proses ta’aruf yang sedang kita jalani tidak berjalan seperti yang kita harapkan. Tetap bersikap legawa, apapun yang terjadi dengan proses yang tengah kita hadapi. Karena, jodoh adalah kehendak Allah.

Sahabatku, sekarang sudah jelas kan apa perbedaan pacaran dengan ta’aruf? Dalam Islam tidak ada yang namanya pacaran, dan pacaran itu hukumnya haram, karena aktivitas pacaran sangat dekat dengan zina. Dan ternyata ta’aruf banyak kelebihannya dibanding dengan pacaran, dan Insya Allah diridhoi Allah. Jadi, kita mau mencari kebahagiaan dunia akhirat dan menggapai ridho-Nya atau malah mau mencari kesulitan, dengan mencoba-coba melanggar perintah-NYa dan mendapat murka-Nya?. Sahabatku.., yuk kita benahi diri kita dan menjaganya dari hal-hal yang dapat mengotori hati.

BERZIKIRLAH


Petikan dari Al-Quran berkenaan dengan zikir:

Hai orang-orang yang beriman, berzikirlah dengan menyebut nama Allah, zikir yang sebanyak- banyaknya? (Al-Ahzab: 41) 

Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka berzikirlah (dengan meyebut nama) Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyangmu, atau bahkan berzikirlah lebih banyak dari itu? (Al-Baqoroh: 200) 

Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring? (Ali-Imran: 191) 

Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar? (Al-Ahzab 35) 


1.) Dari Abu Hurairah r.a. dari Rasulullah s.a.w. beliau bersabda, "Barangsiapa yang membaca subhanallah setiap selesai shalat 33 x membaca alhamdulillah 33 x, membaca Allahu Akbar 33x hingga menjadi 99. beliau bersabda lalu disempurnakan menjadi seratus dengan Laa ilaha illallah wahdahu' laa syarikalah, lahul mulku walahul hamdu wahuwa ala kulli Syaiin qadir, diampuni dosanya sekalipun seperti buih lautan. (HR. Muslim). 
2.) Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah s.a.w. bersabda, "Barangsiapa membaca: La ilaha lillallah wahdahu la syari?kalah, lahul mulku walahul hamdu wahuwa ala kulli Syaiin qadir, dalam sehari seratus kali, maka sama dengan memerdekakan sepuluh hamba sahaya, dituliskan baginya seratus kebaikan, dihapuskan darinya seratus kesalahan. Bacaan tersebut menjadi penghalang baginya dari syetan pada hari itu hingga sore hari. Tidak ada yang menghadirkan yang lebih utama daripada yang dia hadirkan kecuali orang yang lebih banyak membacanya daripadanya." (HR. Bukhari) 
3.) Dari Abu Hurairah r.a. sesungguhnya Rasulullah bersabda, barangsiapa yang membaca subhanallah wabihamdihi pada satu hari seratus kali, dihapuskan kesalahannya sekalipun seperti buih lautan. (HR. Bukhari) 
4.) Dari Utsman bin Affan r.a. dia berkata, Rasulullah s.a.w. bersabda, "Tidak ada seorang hamba pun yang membaca setiap pagi dan sore setiap malam: bismillah l? yadhurruhu ma'asmihi syaiun fil Ardhi wa l? fis sam?-I wahuwas sam?ul al?m. Tiga kali maka tidak akan ada yang memudhuaratkannya sesuatu pun." (HR. Tirmdzi). 
5.) Busairoh RA, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda kepada kami: "Kalian wajib membaca tasbih, tahlil dan taqdis. Dan hitunglah menggunakan ruas jari tanganmu karena jari-jari tersebut akan ditanyai dan diajak bicara, dan janganlah kalian lalai maka kalian akan melupakan rahmat Allah" (HR Tirmidzi dan Abu Daud)  

RASA SUNYI SEKEPING HATI



Sejak awal ketika memasuki masjid saya sudah melihatnya. Cuma kami berdua. Jadi, saya rasa kami saling menyedari kehadiran masing-masing. Selesai solat, dia solat lagi. Kemudian tafakur atau berzikir.


Tak lama kemudian, terus membaca Al Quran. Begitulah keadaannya. Saya tidak ingat berapa lama dia dalam keadaan begitu kerana saya juga sibuk dengan hal sendiri. Memang beginilah rutin pagi saya. Jika terperangkap di dalam kesesakan lalu lintas, saya akan singgah di mana-mana  masjid untuk iktikaf sambil melaksanakan tugasan atau menulis seadanya.

Beberapa lama kemudian, tanpa saya sedari dia sudah berada di sebelah saya. Setelah saling bersalaman, menegur dan takruf, kami mula berbual.

“Apa yang ustaz tulis dalam blog baru-baru ini telah menimpa saya,” katanya dengan wajah suram. Rupa-rupanya dia mengikuti tulisan dalam buku, majalah, blog dan FB saya.

“Entri yang mana?” tanya saya pinta kepastian.

“Tajuknya, ujian cinta… Kebetulan cinta saya sedang diuji. Sakit.”

“Mengapa?”

“Isteri saya telah meninggalkan rumah kami kerana memburu cinta barunya!”

Saya benar-benar terkejut. Bayangkan, lelaki yang berada di hadapan saya sekarang bukan muda. Dia telah berusia. Malah lebih tua daripada saya. Sejak awal perbualan kami dia telah memaklumkan usianya… 65 tahun! Dalam hati saya sudah terbayang, ini mesti kes isteri muda meninggalkan suami tua.

“Berapa umur isteri tuan?” tanya saya untuk mendapat kepastian.

“53 tahun,” jawabnya. Saya tambah terkejut. Wah, ini luar biasa. Cinta baru ‘orang lama’.

“Dia terpaut dengan teman sepejabatnya. Dia menuntut fasakh daripada saya sejak setahun lalu.”

“Alasannya?”

“Penderaan mental!”

Saya terdiam. Bunyi kipas di dinding masjid itu sahaja yang menemani kami. Sepi. Sungguh sunyi… rumah Allah pada waktu-waktu begini. Mungkin, sesunyi hati seorang lelaki yang kehilangan cintanya.

“Tuan tidak melepaskannya?”

“Tidak akan. Saya akan terus bertahan. Walaupun sekarang menuntut cerai di mahkamah dan telah pun lari dari rumah.”

“Subhanallah!” saya terpaku kaku menghadapi realiti rumah tangga masa kini. Sangat ‘daring’ rupanya karenah manusia yang bercinta. Benarlah seperti yang pernah saya tuliskan dulu: Jika tepat pada masa, ketika dan siapa, cinta adalah satu kuasa luar biasa yang tidak ada tandingannya. Sayangnya, ‘kuasa luar biasa’ itu sering disalah gunakan. Kuasa yang luar biasa itu sering membawa kemusnahan. Media massa melaporkan betapa ramai remaja wanita Melayu paling ramai lari dari rumah mengikut kekasih hati, lahirnya ramai anak luar nikah angkara cinta zina, bayi dibuang merata-rata akibat cinta terlarang… dan kini, cinta telah meruntuhkan rumah tangga manusia yang telah bergelar datuk dan nenek.

“Apa yang boleh saya buat ustaz? Pujuk telah dipujuk. Marah sudah dimarah. Namun dia tidak mahu kembali…”

“Selalu ke masjid macam ni?” kilas saya untuk memberi ruang pada diri untuk merasa dan berfikir. Ini bukan soalan mudah. Tetapi ia  menagih empati tahap tinggi yang benar-benar terpantau dari dalam hati nurani yang paling suci. Sesungguhnya, saya tidak mampu.

“Sejak akhir-akhir ini, beginilah saya ustaz. Harta walaupun tidak lumayan tetapi sudah dikira lebih daripada cukup. Saya tak perlu bekerja lagi. Semua cukup. Segala-galanya berjalan dengan baik sekiranya tragedi ini tidak menimpa…” keluhnya.

“Mengapa tiba-tiba ini terjadi?” soalnya lagi.

“Allah takdirkan segala-galanya untuk kita kembali kepadaNya. Saya rasa inilah jawapannya pada soalan yang awak tanyakan. Ingat lagi cerita ‘Wak’ dalam entri itu? Dia kembali kepada cinta Allah. Jangan ada dendam. Jangan ada marah… walaupun kita rasa ditipu dan dikecewakan. Usahakan kembali untuk mendapat cintanya, tetapi jika sudah ditemui jalan buntu. Berfikirlah semula… solat Istikharah, apakah perlu perkahwinan ini diteruskan?”

“Ustaz rasa patut saya ceraikan dia?”

“Saya tidak mampu membuat keputusan bagi pihak awak. Awak lebih faham situasi yang sedang dihadapi. Lagipun saya tidak mendengar daripada pihak yang lagi satu. Mahkamah yang lebih berhak untuk memutuskannya. Kita sekarang di masjid, untuk mencari ketenangan bukan mencari keadilan. Ketenangan untuk menghadapi ujian hasil akrabnya perhubungan dengan Allah – Tuhan yang mengurniakan ujian itu untuk kita.”

“Apa pesan ustaz?”

“Pesan saya ialah pesan yang selalu saya bisikan pada diri saya sendiri… jagalah Allah, Allah akan jaga kita. Allah lebih besar daripada masalah kita. Pintalah kepada Allah agar memutuskan sesuatu yang baik buat kita walaupun keputusan itu nanti mungkin berlawanan dengan apa yang kita inginkan!”

“Saya sepi ustaz…”

“Kita akan sepi bila hati kita sepi dengan Ilahi. Bila terpisah dengan Allah, kita akan sunyi  walaupun semua orang yang tersayang masih di sisi. Kita boleh kehilangan seorang isteri, tetapi kita tidak mampu ‘kehilangan’ Allah dengan melupakan-Nya.”

“Isteri saya akan kembali?”

“Itu tidak pasti. Hati orang… mana mungkin kita menentukannya. Tetapi yang pasti, tuan telah kembali. Kembali kepada Allah, kembali ke rumahNya ini… hati orang yang berada di rumah Allah tidak akan sunyi.”

Saya teringat bagaimana Rasulullah SAW sendiri mengasingkan diri di tingkat atas masjid Nabawi ketika baginda diuji oleh ragam isteri-isterinya. Begitulah tawaduknya baginda. Baginda pun kembali kepada Allah sewaktu diuji.  Lantaran itu, Allah telah  menurunkan surah Al Tahrim ayat 5, sebagai penghibur kepada jiwanya. Firman Allah itu bermaksud: “Jika nabi menceraikan kamu, boleh jadi Tuhannya akan memberi ganti kepadanya dengan isteri yang lebih baik daripada kamu, yang patuh, yang beriman, yang taat, yang bertaubat, yang mengerjakan ibadat, yang berpuasa, yang janda dan yang perawan.

Ya, kehilangan acap kali menemukan kita kepada sesuatu yang lebih berharga. Itulah ajaibnya cinta Allah dalam hati hamba-Nya. Hati suami yang mencintai Allah selamanya tidak akan sunyi. Sekiranya dia benar-benar mencintai Allah, dia akan tenang, sama ada ketika isteri masih di sisi atau sudah tiada lagi. Justeru, apabila diuji, kembalilah ke rumah Allah, dan jangan lupakan doa ini: ”Ya Allah, berikanlah cintaMu kepada ku dan jadikanlah aku mencintai orang yang mencintaiMU dan mencintai segala sesuatu yang membawa kepada kecintaanMu. “

Waktu menghampiri jam 11 tengah hari. Saya terpaksa pergi. Ketika melangkah ke luar masjid, mata saya sempat melirik ke arah lelaki tersebut. Dia masih duduk bersimpuh di sana, dengan Al Quran yang terus terbuka di tangannya.  Ya Allah, Kau berikanlah ketenangan buat hatinya yang sunyi. Berikanlah kepadanya cintaMU yang sejati! Agar, kami tidak menjadi lelaki-lelaki yang sunyi. Amin.

Akhlak Dan Adab Rasulullah


Sebagaimana yang diriwayatkan mengenai perilaku Rasulullah s.a.w., bahawa Baginda tidak pernah sama sekali memukul seorang pun dengan tangannya, melainkan  dipukulnya kerana fisabilillahi Ta’ala. Baginda juga tidak pernah memeram dendam kerana sesuatu yang dilakukan ke atasnya dirinya sendiri, melainkan bila melihat kehormatan Allah dicabuli.
Jika Baginda diminta untuk memilih antara dua perkara, tanpa ragu-ragu lagi Baginda akan memilih yang paling ringan dan mudah antara keduanya, kecuali jika pada perkara itu ada dosa, ataupun akan menyebabkan terputusnya perhubungan silaturrahim, maka Baginda akan menjadi orang yang paling jauh sekali daripadanya.
Tiada pernah seseorang yang datang kepada Nabi s.a.w., baik ia merdeka atau hamba sahaya ataupun amah (hamba sahaya perempuan) mengadukan keperluannya, melainkan Baginda akan memenuhi hajat masing-masing.
Berkata Anas r.a.: Demi Zat yang mengutusnya dengan kebenaran. Ia (Nabi) tiada pernah berkata padaku dalam perkara yang tiada diinginnya, mengapa engkau lakukan itu. Dan apabila isteri-isteri memarahiku atau sesuatu yang aku lakukan, maka ia berkata kepada mereka: Biarkanlah si Anas itu, dan jangan dimarahi, sebenarnya tiap-tiap sesuatu itu berlaku menurut ketentuan dan kadar.
Termasuk akhlaknya yang mulia, ialah memulakan memberi salam kepada sesiapa saja yang ditemuinya. Jika ada orang yang mengasarinya kerana sesuatu keperluan, ia menyabarkannya sehingga orang itu memalingkan muka daripada baginda. Bila berjumpa dengan salah seorang sahabatnya, segera ia akan menghulurkan tangan untuk berjabat tangan. Baginda tidak pernah bangun atau duduk, melainkan lidahnya sentiasa menyebut nama Allah.
Seringkali bila sedang sembahyang, lalu ada tetamu yang datang kerana sesuatu keperluan, maka segeralah ia meringkaskan sembahyangnya untuk menyambut tetamu seraya bertanya kepadanya: Apa hajat anda?
Bila baginda berada di dalam sesuatu majlis antara para sahabatnya tidak pernah dikhususkan satu tempat baginya, melainkan di mana saja Baginda sampai, di situlah ia duduk. Baginda selalu menghormati sesiapa saja yang mendatanginya, sehingga terkadang-kadang Baginda sampai menghamparkan bajunya supaya orang itu duduk di atasnya. Sering pula Baginda memberikan bantal sandaran kepada orang yang datang, supaya orang itu bersandar padanya.
Bila di dalam suatu majlis yang ramai, Baginda menghadapkan wajahnya kepada semua orang, satu lepas satu, sehingga seolah-olah kesemua majlisnya, pendengarannya, percakapannya, kehalusan budi pekertinya dan perhatiannya ditumpukan kepada setiap orang yang duduk bersamanya di dalam majlis itu. Padahal majlis Rasulullah s.a.w. itu umumnya ialah majlis yang diliputi oleh kesopanan kerendahan diri dan amanah.
Allah telah berfirman di dalam al-Quran al-Karim:
 
“Oleh kerana rahmat Tuhan engkau bersikap lemah lembut terhadap mereka, dan kiranya engkau berbudi kasar dan berhati bengis, nescaya mereka akan lari dari sekelilingmu.” (Ali-Imran: 159)
Baginda lebih suka memanggil para sahabatnya dengan nama gelaran masing-masing untuk menghormati mereka akan memikat hati mereka. Sesiapa yang tidak punya nama gelaran, Baginda memberinya nama gelaran, lalu ia pun dipanggil dengan gelaran itu. Bukan kaum lelaki saja yang diberi nama gelaran malah kaum wanita juga, sama ada pernah melahirkan anak mahupun yang tidak. Bahkan kepada anak-anak kecil pun demikian juga, sehingga hati anak-anak itu tertarik kepada peribadinya s.a.w.
Baginda Rasulullah s.a.w. adalah seorang yang amat jarang marahnya, tetapi jika marah paling segera redha pula. Baginda adalah orang yang berhati belas terhadap orang ramai, paling baik antara mereka sekalian, dan paling banyak memberikan manfaat kepada seluruh manusia. Tidak pernah sekalipun terdengar suara yang tinggi dalam semua majlis-majlisnya.
Apabila bangun dari majlisnya, Baginda sering membaca :Maha Suci engkau wahai Tuhanku dengan segala kepujian bagiMu, aku menyaksikan bahawasanya tiada tuhan melainkan Engkau, aku memohon keampunan kepadaMu dan aku bertaubat kepadaMu.”

Sebagaimana yang diriwayatkan mengenai perilaku Rasulullah s.a.w., bahawa Baginda tidak pernah sama sekali memukul seorang pun dengan tangannya, melainkan  dipukulnya kerana fisabilillahi Ta’ala. Baginda juga tidak pernah memeram dendam kerana sesuatu yang dilakukan ke atasnya dirinya sendiri, melainkan bila melihat kehormatan Allah dicabuli.
Jika Baginda diminta untuk memilih antara dua perkara, tanpa ragu-ragu lagi Baginda akan memilih yang paling ringan dan mudah antara keduanya, kecuali jika pada perkara itu ada dosa, ataupun akan menyebabkan terputusnya perhubungan silaturrahim, maka Baginda akan menjadi orang yang paling jauh sekali daripadanya.
Tiada pernah seseorang yang datang kepada Nabi s.a.w., baik ia merdeka atau hamba sahaya ataupun amah (hamba sahaya perempuan) mengadukan keperluannya, melainkan Baginda akan memenuhi hajat masing-masing.
Berkata Anas r.a.: Demi Zat yang mengutusnya dengan kebenaran. Ia (Nabi) tiada pernah berkata padaku dalam perkara yang tiada diinginnya, mengapa engkau lakukan itu. Dan apabila isteri-isteri memarahiku atau sesuatu yang aku lakukan, maka ia berkata kepada mereka: Biarkanlah si Anas itu, dan jangan dimarahi, sebenarnya tiap-tiap sesuatu itu berlaku menurut ketentuan dan kadar.
Termasuk akhlaknya yang mulia, ialah memulakan memberi salam kepada sesiapa saja yang ditemuinya. Jika ada orang yang mengasarinya kerana sesuatu keperluan, ia menyabarkannya sehingga orang itu memalingkan muka daripada baginda. Bila berjumpa dengan salah seorang sahabatnya, segera ia akan menghulurkan tangan untuk berjabat tangan. Baginda tidak pernah bangun atau duduk, melainkan lidahnya sentiasa menyebut nama Allah.
Seringkali bila sedang sembahyang, lalu ada tetamu yang datang kerana sesuatu keperluan, maka segeralah ia meringkaskan sembahyangnya untuk menyambut tetamu seraya bertanya kepadanya: Apa hajat anda?
Bila baginda berada di dalam sesuatu majlis antara para sahabatnya tidak pernah dikhususkan satu tempat baginya, melainkan di mana saja Baginda sampai, di situlah ia duduk. Baginda selalu menghormati sesiapa saja yang mendatanginya, sehingga terkadang-kadang Baginda sampai menghamparkan bajunya supaya orang itu duduk di atasnya. Sering pula Baginda memberikan bantal sandaran kepada orang yang datang, supaya orang itu bersandar padanya.
Bila di dalam suatu majlis yang ramai, Baginda menghadapkan wajahnya kepada semua orang, satu lepas satu, sehingga seolah-olah kesemua majlisnya, pendengarannya, percakapannya, kehalusan budi pekertinya dan perhatiannya ditumpukan kepada setiap orang yang duduk bersamanya di dalam majlis itu. Padahal majlis Rasulullah s.a.w. itu umumnya ialah majlis yang diliputi oleh kesopanan kerendahan diri dan amanah.
Allah telah berfirman di dalam al-Quran al-Karim:
 
“Oleh kerana rahmat Tuhan engkau bersikap lemah lembut terhadap mereka, dan kiranya engkau berbudi kasar dan berhati bengis, nescaya mereka akan lari dari sekelilingmu.” (Ali-Imran: 159)
Baginda lebih suka memanggil para sahabatnya dengan nama gelaran masing-masing untuk menghormati mereka akan memikat hati mereka. Sesiapa yang tidak punya nama gelaran, Baginda memberinya nama gelaran, lalu ia pun dipanggil dengan gelaran itu. Bukan kaum lelaki saja yang diberi nama gelaran malah kaum wanita juga, sama ada pernah melahirkan anak mahupun yang tidak. Bahkan kepada anak-anak kecil pun demikian juga, sehingga hati anak-anak itu tertarik kepada peribadinya s.a.w.
Baginda Rasulullah s.a.w. adalah seorang yang amat jarang marahnya, tetapi jika marah paling segera redha pula. Baginda adalah orang yang berhati belas terhadap orang ramai, paling baik antara mereka sekalian, dan paling banyak memberikan manfaat kepada seluruh manusia. Tidak pernah sekalipun terdengar suara yang tinggi dalam semua majlis-majlisnya.
Apabila bangun dari majlisnya, Baginda sering membaca :Maha Suci engkau wahai Tuhanku dengan segala kepujian bagiMu, aku menyaksikan bahawasanya tiada tuhan melainkan Engkau, aku memohon keampunan kepadaMu dan aku bertaubat kepadaMu.”

SUATU PERGORBANAN


Rasulullah datang seorang diri, menyebarkan Islam ketika Islam disampaikan kepadanya, dalam keadaan seluruh tanah Arab bahkan seluruh dunia masih jahil akan nikmat iman dan Islam ini. Tidakkah kita terfikir betapa berisikonya tindakan Rasulullah ini membawa ajaran selain daripada perkara jahiliyyah?
Firman Allah SWT :
“Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mu’min”. (at-Taubah 9:128)
Bayangkanlah betapa besarnya pengorbanan Rasulullah kepada kita semua.
Pernahkah kita terfikir bahawa Rasulullah tidak mengharapkan apa-apa dari kita melainkan keselamatan dan keimanan kepada Allah.
Rasulullah datang seorang diri, menyebarkan Islam ketika Islam
disampaikan kepadanya, dalam keadaan seluruh tanah Arab bahkan seluruh dunia masih jahil akan nikmat iman dan Islam ini. Tidakkah kita terfikir betapa berisikonya tindakan Rasulullah ini membawa ajaran selain daripada perkara jahiliyyah?
Maka untuk itu, tidak dapat tidak kita wajib kembali kepada menghayati ajaran agama kita sebagaimana qudwah yang pernah ditunjukkan oleh baginda Rasulullah SAW dan kecemerlangan umat terdahulu.
Tidak kira siapa kita, ahli perniagaan, warga pendidik, para pelajar, orang biasa atau pemimpin, berkerjaya atau tidak, perlu kembali kapada ajaran agama dan sunnah rasul. Bermula dengan pembinaan peribadi, keluarga, masyarakat seterusnya negara sebagaimana yang ditunjukkan oleh baginda Rasul SAW.
Ketabahan dan kesabaran Rasulullah SAW menghadapi tentangan musuh banyak memberi pengajaran kepada kita umat Islam seluruhnya. Sebagai umat Nabi Muhammad SAW kita perlulah berusaha bersungguh-sungguh dalam apa jua perkara yang kita lakukan dan mestilah menghasilkan natijah yang baik dan cemerlang.
Seseorang muslim atau mukmin bukan hanya sekadar wajib beriman kepada kerasulan Nabi Muhammad s.a.w. dan membenarkan segala perkhabaran yang disampaikan baginda bahkan dia berkewajipan menunaikan segala tanggungjawab yang ditaklifkan ke atasnya.

5 tips bagaimana berurusan dengan lelaki


Berikut adalah 5 tips bagaimana berurusan dengan lelaki ajnabi. Tips-tips ini telah dikongsi oleh seorang sahabat yang amat disenangi oleh kaum wanita dan disegani oleh kaum lelaki.
Semoga dengan mengamalkan perbatasan perhubungan ini, akan lebih suci bagi hati kita dan bagi hati mereka. Sama-samalah kita menjaga hati.

1. Elakkan berurusan dengan lelaki. Kalau ada peluang untuk minta tolong dengan perempuan, mintalah tolong dari perempuan. Disebabkan limitation kemampuan perempuan seperti repair kereta, repair laptop dan lain-lain, maka terpaksalah minta tolong dari orang lelaki.
2. Kalau terpaksa contact orang lelaki, gunakanlah medium perantaraan dalam bentuk tulisan, seperti SMS, email, atau nota kecil. Gunakan perkataan-perkataan formal, bukan bahasa pasar. Contoh: Maaf, (bukan sorrie..), Terima kasih (bukan time kaceh). Lagi satu takyah la buat smiley face ke (^_^), gelak2 ke (hihihih), dan lain-lain yang kurang berfaedah.  Elakkan bercakap melalui telefon kalau belum desperate. Ini kerana suara wanita amat lunak dan boleh menggetarkan jiwa lelaki.
Sampai Allah pun kena sound kat orang perempuan supaya keraskan suara. Rujuk qur’an surah Al-Ahzab ayat 32:
“Wahai isteri-isteri nabi, kamu bukanlah seperti perempuan-perempuan lain jika kamu bertaqwa. Maka janganlah lemah lembutkan suara dalam berbicara, sehingga bangkit nafsu orang yang ada penyakit dalam hatinya, tetapi ucapkanlah perkataan yang baik.
Kalau rasa ayat ini ditujukan kepada isteri-isteri nabi sahaja, lembut-lembutkanlah suaramu dan lihatlah kesannya. Apabila arahan ini diberi kepada isteri-isteri nabi, sepatutnya kita juga menyahut seruan itu untuk mencapai darjat yang sama seperti mereka, darjat wanita-wanita yang bertaqwa dan darjat wanita-wanita yang terpilih. Best bukan?
3. Tundukkan hati: Apabila terpaksa berurusan dengan lelaki, kita sepatutnya merasa bulu roma kita meremang, kerana takut pada Allah. Kita sangat takut sekiranya disebabkan kita, lelaki tertarik kepada kita. Waktu berdepan dengan mereka, banyak-banyaklah berdoa, “Ya Allah, janganlah Kau buatkan lelaki ini tertarik kepadaku. Jauhkan pandangannya dari panahan syaitan.”
4. Tundukkan pandangan. Jangan tertipu dengan matapelajaran communication skills yang kita belajar kat universiti dulu; “make eye contact with the person you’re talking to”. Benda tu applicable kalau kita becakap dengan orang yang sama jantina sahaja.  Kalau ada eye contact dengan orang yang berlainan jantina, kita akan mendapati theory “dari mata turun ke hati” tu betul.
So, be careful dengan pandangan mata. Para sahabat dulu pun, Allah perintahkan supaya tahan pandangan apabila mereka berurusan dengan isteri-isteri nabi. Cuba rujuk surah al-ahzab ayat 53; “….Apabila kamu meminta sesuatu dari isteri-isteri nabi, mintalah dari belakang tabir. Itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka..”
Kita bukan disuruh membawa tabir ke mana-mana kita pergi. kalau susah sangat nak jaga mata, tutuplah pandangan dengan buku ke, ngan file ke. Kita lihat betapa Allah sangat ambil berat masalah hati para sahabat dan isteri-isteri nabi supaya mereka tak tewas ke dalam kemungkaran. Kalau kita pun nak jadi sehebat diorang, kenalah buat apa yang diorang buat. Takkan nak tunggu Allah sebut nama kita dalam Qur’an baru nak buat kot. Contoh: “Wahai Cik Hasni.. taatilah suamimu…” Isk2. tak layak nya…
5. Cepatkan urusan. Ni mungkin applicable kepada students atau orang yang dah kerja yang terpaksa berurusan dengan team mate lelaki. Dah tak boleh elak, dia je team mate kita. So, apa-apa kerja yang nak dibuat bersama, buat je la keje tu. Takyah nak borak-borak, tanya hal peribadilah, gelak-gelaklah, buat lawaklah.. tak perlu  dan tak perlu. Siapkan kerja cepat-cepat, then pergi. Perbincangan buatlah di tempat yang proper dan berurusanlah secara professional.
Semoga bermanfaat dan semoga kita dikenali sebagai wanita mu’minah yang ada identiti, yang taat pada perintah Allah dan takutkan hari pembalasan.
Jaga diri, hiasi peribadi.
P/s: Pesanan sahabat kepada sahabat…
Sumber: Halaqah.net

Al Quran dan Hadis Panduan Hidup Mukmin


Kepentingan dua sumber yang menjadi pegangan hidup seorang muslim hingga akhir hayat adalah Al-Quran dan Al-Hadis.
عن أبى هـريرة رضى الله عنه عـن النبى صلى عـليه وسلـم قا ل : تركـت فيكـم امـرين لن تضلوا ما ان تمسـكـتم بهما: كتـاب الله وسنة نبيه.

Maksudnya: Daripada Abu Hurairah r.a. daripada Nabi SAW bersabda: Aku
tinggalkan kepada kamu dua perkara, kamu tidak akan sesat selama kamu berpegang dengan kedua-duanya iaitu kitab Allah dan Sunnah Nabi Nya.

1. Al Quran dan hadis merupakan sumber hukum yang utama dalam Islam.
2. Ajaran al Quran dan hadis adalah panduan hidup yang lengkap yang  ditentukan oleh Allah SWT.
3. Cara berpegang teguh pada ajaran al Quran dan hadis:
(a)    yakin dengan kebenaran dengan al Quran dan hadis;
(b)   mempelajari dan memahami isi kandungannya;
(c)    menjadikan al Quran dan hadis sebagai panduan hidup.
4.Setiap muslim mestilah berusaha untuk memahami isi kandungan al Quran dan       hadis dan beramal dengannya.
5. Antara kelebihan berpegang teguh pada ajaran al Quran dan hadis ialah:
(a)    sentiasa teguh imannya terhadap Allah SWT;
(b)   memperolehi hidayat dan rahmat Allah SWT;
(c)    dapat membezakan antara yang hak dengan yang batil.
6. Orang yang menolak ajaran al Quran dan hadis akan menerima akibat buruk           seperti:
(a)    akidah akan rosak dan terkeluar daripada Islam;
(b)   segala amalan yang baik tidak diterima oleh Allah SWT;
(c)    tidak mendapat rahmat dan keberkatan Allah SWT.

Kepentingan dua sumber yang menjadi pegangan hidup seorang muslim hingga akhir hayat adalah Al-Quran dan Al-Hadis.
عن أبى هـريرة رضى الله عنه عـن النبى صلى عـليه وسلـم قا ل : تركـت فيكـم امـرين لن تضلوا ما ان تمسـكـتم بهما: كتـاب الله وسنة نبيه.

Maksudnya: Daripada Abu Hurairah r.a. daripada Nabi SAW bersabda: Aku
tinggalkan kepada kamu dua perkara, kamu tidak akan sesat selama kamu berpegang dengan kedua-duanya iaitu kitab Allah dan Sunnah Nabi Nya.

1. Al Quran dan hadis merupakan sumber hukum yang utama dalam Islam.
2. Ajaran al Quran dan hadis adalah panduan hidup yang lengkap yang  ditentukan oleh Allah SWT.
3. Cara berpegang teguh pada ajaran al Quran dan hadis:
(a)    yakin dengan kebenaran dengan al Quran dan hadis;
(b)   mempelajari dan memahami isi kandungannya;
(c)    menjadikan al Quran dan hadis sebagai panduan hidup.
4.Setiap muslim mestilah berusaha untuk memahami isi kandungan al Quran dan       hadis dan beramal dengannya.
5. Antara kelebihan berpegang teguh pada ajaran al Quran dan hadis ialah:
(a)    sentiasa teguh imannya terhadap Allah SWT;
(b)   memperolehi hidayat dan rahmat Allah SWT;
(c)    dapat membezakan antara yang hak dengan yang batil.
6. Orang yang menolak ajaran al Quran dan hadis akan menerima akibat buruk           seperti:
(a)    akidah akan rosak dan terkeluar daripada Islam;
(b)   segala amalan yang baik tidak diterima oleh Allah SWT;
(c)    tidak mendapat rahmat dan keberkatan Allah SWT.

DAKWAN DENGAN IKHLAS


 Berdakwah tetapi dibenci?

********************

"Dalam satu kisah Rasulullah, ketika itu Isra’ Mi’raj. Rasulullah mengajak manusia supaya percaya kepada kisah perjalanan yang menakjubkan itu. Banyak orang yang tidak percaya, termasuk Abu Jahal. “Bohong kau Muhammad, bagaimana mungkin dalam satu malam saja kamu bisa ke Baitul Maqdis? Kalau kau benar-benar sampai di sana, cuba kau ceritakan apa yang kau lihat dalam perjalanan.”

Terdapat 3 golongan yang ada dalam masyarakat kita apabila disampaikan nasihat/ilmu/teguran.
(rujuk post sebelum ni)

Apa yang sy ingin highlightkan adalah Golongan C - Dengar nasihat, tetapi mencari salah si penyampai.

Manusia tidak leka dari membuat kesilapan biarpun bergelar seorang pendakwah hebat. Golongan C ini akan memperbesarkan isu-isu yg remeh temeh untuk mengajak orang lain turut membenci si pendakwah. Abu Jahal dan Abu Lahab juga pernah membuat perkara yang sama kepada Rasullulah.

Rasullulah dan kita banyak perbezaan. Rasullulah dilantik oleh Allah S.W.T untuk menyampaikan kebenaran kepada manusia. Tanpa ada cacat cela. Rasullulah manusia paling sempurna dan agung. Apatah lagi manusia biasa yg bergelar seorang pendakwah pada zaman sekarang. Sudah 1400 tahun berlalu dari zaman Rasullulah.

********************

Kebelakangan ini, banyak laporan yang saya terima daripada rakan-rakan di sini memaklumkan satu usaha yg dijalankan oleh pihak yg ingin menjatuhkan Ustaz Azhar Idrus melalui Facebook telah dikesan.

Tindakan anda? Abaikan provokasi tersebut kerana mercun apabila dicucuh akan bising dan bila dah habis karbaid dia akan diam dengan sendirinya. Usaha menjatuhkan UAI tidak memberi kudis sedikit pun terhadap perjuangan dakwah UAI.

**Tak suka dengar ceramah agama ustaz A, dengarlah ceramah ustaz B, ustaz C,D,E,F...Z pun boleh.

Saidina Ali r.a 'Lihat apa yang dibicarakan, jangan lihat siapa pembicara tersebut'

Saya berdakwah tetapi dibenci?

********************

"Dalam satu kisah Rasulullah, ketika itu Isra’ Mi’raj. Rasulullah mengajak manusia supaya percaya kepada kisah perjalanan yang menakjubkan itu. Banyak orang yang tidak percaya, termasuk Abu Jahal. “Bohong kau Muhammad, bagaimana mungkin dalam satu malam saja kamu bisa ke Baitul Maqdis? Kalau kau benar-benar sampai di sana, cuba kau ceritakan apa yang kau lihat dalam perjalanan.”

Terdapat 3 golongan yang ada dalam masyarakat kita apabila disampaikan nasihat/ilmu/teguran.
(rujuk post sebelum ni)

Apa yang sy ingin highlightkan adalah Golongan C - Dengar nasihat, tetapi mencari salah si penyampai.

Manusia tidak leka dari membuat kesilapan biarpun bergelar seorang pendakwah hebat. Golongan C ini akan memperbesarkan isu-isu yg remeh temeh untuk mengajak orang lain turut membenci si pendakwah. Abu Jahal dan Abu Lahab juga pernah membuat perkara yang sama kepada Rasullulah.

Rasullulah dan kita banyak perbezaan. Rasullulah dilantik oleh Allah S.W.T untuk menyampaikan kebenaran kepada manusia. Tanpa ada cacat cela. Rasullulah manusia paling sempurna dan agung. Apatah lagi manusia biasa yg bergelar seorang pendakwah pada zaman sekarang. Sudah 1400 tahun berlalu dari zaman Rasullulah.

********************

Kebelakangan ini, banyak laporan yang saya terima daripada rakan-rakan di sini memaklumkan satu usaha yg dijalankan oleh pihak yg ingin menjatuhkan Ustaz Azhar Idrus melalui Facebook telah dikesan.

Tindakan anda? Abaikan provokasi tersebut kerana mercun apabila dicucuh akan bising dan bila dah habis karbaid dia akan diam dengan sendirinya. Usaha menjatuhkan UAI tidak memberi kudis sedikit pun terhadap perjuangan dakwah UAI. 

**Tak suka dengar ceramah agama ustaz A, dengarlah ceramah ustaz B, ustaz C,D,E,F...Z pun boleh.

Saidina Ali r.a 'Lihat apa yang dibicarakan, jangan lihat siapa pembicara tersebut'

- abg min

Ketika Hati Mulai Lelah


♥ Ketika Hati Mulai Lelah♥

Bismillahirrahmanirrahim..

Assalamu'alaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh..


Suatu ketika……….
Saat hatimu mulai lelah dalam berdoa
Ingatlah saat ALLAH tak henti
mendengarkan jeritan Doa-doamu,..
DIA pun memenuhi segala kebutuhanmu..
Maka nikmat Tuhan Manakah yang
kamu dustakan??
Maka jangan pernah berhenti berdoa..
Teruslah bertahan,tetaplah
berharap..
Karena Doa itu akan menjadi
ladang amalmu kelak..

Suatu ketika……..
Saat hatimu mulai lelah dengan
keadaan yang ada..
Ingatlah saat ALLAH tak henti menemanimu,..
Bahwa DIA akan slalu bersama
orang-orang yang Sabar..
Tiada pernah memberimu sesuatu
diluar kemampuanmu
Maka nikmat Tuhan manakah yang
kamu dustakan?
Maka tetaplah tegar melangkah
dalam kesabaran
Seperti Maha Penyayangnya Allah
padamu..
Yang tiada lelah mengampuni
hamba-Nya yang berbuat khilaf
dan berdosa..

Suatu Ketika………
Saat hatimu mulai lelah dalam memberi..
Ingatlah ALLAH,bahwa DIA tak pernah lelah memberi terhadap
hamba-Nya..
Walau terkadang hamba-Nya lalai
dalam perintah-Nya..
Maka Nikmat Tuhan manakah
yang kamu dustakan?
Tetaplah memberi walau hanya
dalam Senyum sederhana..
Karena Sedekah itu tidaklah harus
berupa materi
(( ^_^))

Suatu ketika………
Saat hatimu mulai lelah dalam
memaafkan..
Ingatlah Allah yang tiada pernah
lelah Memaafkan hamba-Nya..
Patutkah kita menyombongkan
diri?
Sementara ALLAH yang Menciptakan kita
Begitu Maha Penyantun Dan
Pemaafnya..
Maka Nikmat Tuhan manakah
yang kamu dustakan?
Tetaplah memaafkan
Karena kemaafan itulah salah satu
cara melapangkan hati dari
belenggu kebencian..
Saat hati mulai lelah..
Sandarkan selalu pada DIA yang memiliki hatimu..
Pada DIA yang Slalu menjagamu siang dan Malam..
Yang tiada pernah lelah
Mendengar keluhan kita..
Mendengar rengekan kita..
Tiada lain Hanya Allah semata..

♥ Salam Santun Mahabbah Fillah♥

salam ukhwah :)

KENAPE KITA DI UJI-UJIAN DARI ALLAH



KENAPA AKU DIUJI?
QURAN MENJAWAB
Apakah manusia itu mengira bahawa mereka dibiarkan saja mengatakan; ‘Kami telah beriman’(‘I am full of faith to allah’) sedangkan mereka tidak diuji? Dan sesungguhnya kami telah menguji org2 yang sebelum mereka, maka sesungguhnya ALLAH mengetahui org2 yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui org2 yang berdusta
(Surah AL-ANKABUT ayat 2-3)
KITA BERTANYA: KENAPA AKU TAK DAPAT APA YANG AKU IDAM-IDAMKAN?
QURAN MENJAWAB
“Boleh jadi kamu membenci sesuatau tu padahal ia amat baik bagimu,dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu,padahal ia amat buruk bagimu,ALLAH mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.’
(Surah AL-BAQARAH ayat 216)
KITA BERTANYA: KENAPA UJIAN SEBERAT INI?
QURAN MENJAWAB
“ALLAH tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya”
(Surah AL-BAQARAH ayat 286)
KITA BERTANYA: KENAPA RASA FRUST?
QURAN MENJAWAB
“Janganlah kamu bersikap lemah,dan janganlah pula kamu bersedih hati , padahal kamulah org2 yang paling tinggi darjatnya,jika kamu org2 yang beriman”
(Surah AL-IMRAN ayat 139)
KITA BERTANYA: BAGAIMANA HARUS AKU MENGHADAPINYA?
QURAN MENJAWAB
“Wahai orang-orang beriman!Bersabarlah kamu (menghadapi segala kesukaran dalam mengerjakan perkara-perkara yang berkebajikan),dan kuatkanlah kesabaran kamu lebih daripada kesabaran musuh,di medan perjuangan,dan bersedialah (dengan kekuatan pertahanan di daerah-daerah sempadan) serta bertaqwalah(be fearfull of ALLAH The Almighty)kamu kepada ALLAH supaya, kamu berjaya (mencapai kemenangan).”
“Dan mintalah pertolongan (kepada ALLAH) dengan jalan sabar dan mengerjakan sembahyang;dan sesungguhnya sembahyang itu amatlah berat kecuali kepada orang-orang yang khusyuk”
(Surah AL-BAQARAH ayat 45)
KITA BERTANYA: APA YANG KITA DAPAT DARIPADA SEMUA INI?
QURAN MENJAWAB
“Sesungguhnya ALLAH telah membeli dari org2 mu’min diri,harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka……..?
(Surah AL-TAUBAH ayat 111)
KITA BERTANYA: KEPADA SIAPA AKU BERHARAP?
QURAN MENJAWAB
“Cukuplah ALLAH bagiku ,tidak ada Tuhan selain dari NYA….Hanya kepadaNYA aku bertawakkal.”
(Surah AL-TAUBAH ayat 129)
KITA BERKATA: AKU TAK DAPAT TAHAN!!!!
QURAN MENJAWAB
“………………….dan janganlah kamu berputus asa dari rahmat ALLAH.Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat ALLAH melainkan kaum yang kafir.”
(Surah YUSUF ayat 12)
JANGANLAH KITA MENGELUH RAKAN-RAKAN…KERANA ADA ORANG YANG LEBIH BESAR DUGAAN BERBANDING KITA…..HANYA PADA NYA KITA BERSERAH…..
Image Hosted by ImageShack.us

Dan kita pun diuji...
Jalan kebenaran itu tak pernah sunyi daripada ujian. Satu demi satu ujian akan terpaksa didepani, dalam usaha merebut reda dan syurga Allah. 

Ujian datang bertahap :-
Tahap 1: Bermula apabila kita mula mendapat hidayah.
Tahap 2: Pula ialah dengan kita perlu buktikan iman kita dengan tunduk sepenuhnya kepada Islam secara total, bukan mengambilnya separuh-separuh.
Tahap 3: Pula mengkehendaki kita meneruskan keimanan kita dengan hijrah dan jihad.
Tahap 4: Pula ialah tahap ujian kesabaran berpanjangan yang akan melayakkan kita untuk salah satu daripada 2 kebaikan: Hidup mulia atau mati sebagai syuhada.

Image Hosted by ImageShack.us

Berikut ialah penjelasan ringkas setiap tahap:
1: Awalnya ujian ialah ujian untuk memilih jalan yang hak ataupun jalan yang batil. Jalan kebenaran hujungnya memang indah kerana di situlah syurga. Namun untuk berjalan di atas jalan kebenaran tidaklah mudah kerana ia tidak pernah sunyi daripada ujian dan tentangan yang pahit dan menyakitkan.
Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu. Dan (juga) kamu sungguh-sungguh akan mendengar dari orang-orang yang diberi Kitab sebelum kamu dan dari orang-orang yang mempersekutukan Allah, gangguan yang banyak yang menyakitkan hati. Jika kamu bersabar dan bertakwa, maka sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang patut diutamakan. (Surah Ali Imran, surah ke 3 ayat 186)
(Dalam ayat ini, Allah memberitahu tentang 2 ujian terawal yang perlu kita hadapi dalam mencari kebenaran (Islam). Ujian pertama adalah daripada dalam diri berupa ujian berbentuk harta dan dunia kita sendiri. Ramai yang apabila terkena dengan ujian ini terus mengambil langkah menjauhkan diri daripada Islam dan Jihad untuk menegakkan Islam. Lalu, kerana takut, mereka menjauhkan diri daripada golongan-golongan Mujahidin yang ingin mengajarkan dien dengan cara mengobarkan semangat jihad dalam diri mereka.

Kalaupun mereka lepas ujian awal ini, biasanya mereka akan gagal melepasi ujian kedua yang datangnya daripada luar berupa kutukan dan cercaan serta sindiran yang memperlekehkan malah menakut-nakutkan seseorang itu daripada terus mendengar nasihat dan ilmu daripada Mujahidin. Justeru, sekiranya kita gagal dalam ujian awal ini, adakah kita yakin akan dapat melepasi ujian berikutnya?) 

2: Ujian kedua mengkehendaki kita memilih Islam sebagai syariat hidup kita. Dengan kata lain, kita mengikuti Islam sepenuhnya dan bukannya hanya sekadar sebahagian sahaja. 

Dan Kami telah turunkan kepadamu Al-Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu. (Surah Al-Maidah, surah ke 5 ayat 48) 

(Ayat ini, Allah menerangkan bahawa Allah menurunkan Islam sebagai satu ujian kepada manusia. Justeru tidak hairanlah mengapa ada di antara manusia yang beriman, ada yang munafiq dan ada pula yang kufur kepada Allah. Mereka-mereka yang beriman membuktikan bahawa mereka sanggup berhadapan dengan segala rintangan yang terpaksa dihadapi sebagai Muslim. Mereka nampak Islam itu sebagai suatu kebenaran lalu mereka tempuhi juga walaupun sukar. 

Dikalangan Munafiq dan Kafirin pula, mereka terbahagi dua. Pertama ialah mereka yang nampak Islam itu sebagai kebenaran, namun kerana ujian yang datang daripada dalam diri mahupun luaran mereka sendiri, maka mereka gagal memilih Islam sebagai Dien (cara hidup). Golongan kedua pula ialah mereka yang telah dibutakan mata hati mereka oleh Allah sedari awal. Lalu mereka langsung tidak pernah nampak Islam sebagai kebaikan seumur hidup mereka. Justeru, kita harus sanggup berdepan dengan ujian untuk menjadikan kehidupan kita sepenuhnya mengikuti Islam.) 

3: Ujian ketiga pula lebih getir. Dalam ujian ini, Allah ingin pula mengetahui tentang manusia-manusia yang setelah berjaya melepasi ujian kedua, sanggup pula berdepan dengan cabaran yang lebih mencengkam di medan perjuangan. 

Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat (untuk berperang) dan berbagai manfaat bagi manusia (kegunaan untuk selain perang) , (supaya mereka mempergunakan besi itu) agar Allah mengetahui siapa yang menolong (agama) Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (Surah Al-Hadid, surah ke 57 ayat 25) 

(Dalam ayat ini, Allah ingin mengetahui siapakah diantara hamba-hambanya yang sanggup menggunakan Al-Quran, As-Sunnah dan kekuatan besi (senjata) untuk berperang menegakkan Islam. Walaupun mereka tidak pernah melihat Allah, namun mereka yakin penuh pada-Nya dan sanggup pula mengorbankan dunia dan diri mereka semata-mata untuk Allah. Adakah kita sanggup menggalas bebanan/ujian ini? Sekiranya sanggup, maka kita akan digelar sebagai Mujahidin.) 

4: Ujian keempat pula adalah ujian untuk mereka yang telahpun menjadi Mujahidin. Ujian kali ini menjadikan nyawa sebagai galang ganti syurga nan abadi. 

Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir (dalam jihad) maka pancunglah batang leher mereka. Sehingga apabila kamu telah mengalahkan mereka maka tawanlah mereka dan sesudah itu kamu boleh membebaskan mereka atau menerima tebusan sampai perang berhenti. Demikianlah, apabila Allah menghendaki niscaya Allah akan membinasakan mereka tetapi Allah hendak menguji sebahagian kamu dengan sebahagian yang lain. Dan orang-orang yang gugur pada jalan Allah, Allah tidak akan menyia-nyiakan amal mereka. Allah akan memberi pimpinan kepada mereka dan memperbaiki keadaan mereka, dan memasukkan mereka ke dalam surga yang telah diperkenalkan-Nya kepada mereka. (Surah Muhammad, surah ke 47 ayat 4-6) 

Firman-Nya lagi: 
Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman. Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itu pun (pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) dan supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada. Dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim, dan agar Allah membersihkan orang-orang yang beriman (dari dosa mereka) dan membinasakan orang-orang yang kafir. Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar (menanggung ujian dalam jihad). (Surah Ali-Imran, surah ke 3 ayat 139-142) 


Image Hosted by ImageShack.us

(Dalam ayat ini, setelah mengetahui siapakah yang mahu menjadi Mujahidin untuk membela dan menegakkan Islam, Allah melanjutkan ujian untuk memilih manusia-manusia terbaik yang sanggup berperang mati-matian untuk meraih gelaran syuhada. Syuhada merupakan pilihan daripada Allah.

Setelah melepasi ujian peperangan yang dipenuhi dengan pelbagai dugaan, rintangan dan pengorbanan, mereka tetap tabah dan bertahan. Justeru tidak hairanlah mereka mendapat kehormatan seperti itu, sekalipun mereka mati diatas katil dan bukannya medan perang -asalkan mereka sebelumnya sungguh-sungguh 'mencari kematian' dalam medan jihad-) 

Image Hosted by ImageShack.us



LinkWithin

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...